Anak di usia 1 – 1,5 tahun sering bertingkah laku yang kadang bisa membuat stress orang tua. Ada sifat anak suka berteriak, suka menghambur-hamburkan barang, namun banyak pula sifat yang menyenangkan. Orang tua sering terpancing untuk bersikap yang terbawa emosi yang akibatnya bukan menjadi baik tapi malah membuatnya bertambah buruk.
Tips berikut bisa berguna bagi orang tua yang ingin mencari solusinya:
-
Cari penyebab anak suka berteriak
Dengan mengetahui penyebab seorang anak suka berteriak, maka orang tua pun akan lebih mudah mencari jalan keluar untuk menghadapi perkembangan komunikasi anak tahap awal.
Pada dasarnya, teriakan seorang batita itu termasuk dalam proses tumbuh kembang. Hanya saja frekuensinya yang harus diamati dan dianalisa. Teriakan-teriakan tersebut bisa jadi karena mereka ingin diperhatikan. Tapi sedalam apakah alasan mereka untuk berteriak?
Jika putra atau putri kita sering sekali berteriak, misal sedikit-sedikit merengek kemudian berteriak kencang jika mereka tidak diperdulikan, bisa jadi mereka sedang belajar mengetes orang tuanya.
Jangan remehkan anak kita walaupun mereka masih anak kecil. Banyak anak batita yang sudah mengerti secara nalar bahwa orang tuanya akan bertindak B ketika mereka melakukan tindakan A (misal).
Sehingga, mereka akan selalu mencoba ilmu baru tersebut untuk memancing perhatian orang tuanya.
-
Tindakan Awal Orang Tua
Jika sudah berada di level yang tidak bisa dikendalikan, langkah pertama yang orang tua bisa lakukan adalah dengan tidak menghardiknya dengan volume tinggi. Mungkin kita berpikir, anak akan takut dan diam. Padahal anak suka berteriak semakin kencang. Oleh karena itu, jika orang tua berkata dengan nada tinggi, ini justru memberi contoh bagi putra atau putri kita untuk mencoba nada-nada tinggi yang baru.
-
Tindakan Selanjutnya
Setelah kita mengetahui bahwa menghardik dengan keras bukan merupakan solusi bijak, maka solusi lainnya akan kita dapatkan. Salah satu cara untuk mengatasi anak suka berteriak adalah dengan merendahkan volume suara, sabar sebentar dan katakan, “ Nak, ayah/ibu tidak bisa mendengar dengan baik kalau adik berteriak.” Lakukan hal ini setiap mereka berteriak, maka mereka pada akhirnya akan menyadari bahwa teriakan tidak ada untungnya.